"Semua penulis akan mati. Hanya karyanyalah yang akan abadi. Maka tulislah sesuatu yang membahagiakan dirimu di akhirat nanti". (Ali bin Abi Thalib). Maka dari itu, melalui blog ini aku ingin mengabadikan hidupku, bahkan lebih dari nyawaku.
Home » » INDONESIA ADALAH KITA

INDONESIA ADALAH KITA


INDONESIA ADALAH KITA

Oleh, Shalahuddin Al Madury

Indonesia adalah negara yang berdiri dengan asas ke-bhinneka tunggal ika an, meski berbeda tetapi tetap satu jua, Indonesia. Berangkat dari kemajemukan itulah Indonesia akan menjadi negara yang unik, menarik, kaya, dan kuat apabila perbedaan itu mampu menyatukan mereka membawa Indonesia menjadi lebih baik. Itulah semangat awal dari pendirian bangsa ini, akan tetapi kepribadian bangsa semakin hari semakin terkikis oleh kepentingan sekelintir golongan yang menginkan Indonesia seperti apa yang mereka mau termasuk membawa arus sesuai arah golongan mereka. Kekerasan sudah mulai lazim ditunjukkan ketika suatu kesepakatan tidak sesuai dengan prinsip salah salah satu golongan. Termasuk kasus paling marak, yaitu kekerasan antar agama.

Pemuda, ya ditangan pemudalah masa depan bangsa ini. Tak salah jika Ir.Soekarno presiden pertama RI dengan lantang mengatakan “Beri aku sepuluh pemuda, akan kuguncang dunia”. Oleh karena itu, pemuda yang merupakan calon pemimpin bangsa harus mempunyai banyak pengetahuan bagaimana menyatukan bangsa ini menjadi bangsa yang besar, maka seorang calon pemimpin harus banyak menimba ilmu dan lebih membuka diri untuk setiap perbedaan. Program CINTAIndonesia adalah salah satu wadah untuk kembali mengajak bagian dari masyarakat Indonesia dimulai dari pemuda, untuk kembali mengikatkan persaudaraan untuk Indonesia. Sehingga harapannya dengan program ini, semangat persatuan Indonesia dimulai saya dan kami melalui CINTAIndonesia harapannya kebersamaan bangsa ini kembali terjalin.

Ada banyak kegiatan positif untuk kembali mengembalikan isu pluralisme yang belakangan ini banyak meresahkan masyarakat Indonesia. Diskusi kecil, syiar, dan penyebaran tulisan mengenai pentingnya hidup bergandengan antar umat beragama. Oleh karena itu, budaya membaca dan diskusi adalah dua hal yang harus selalu bergandengan tangan untuk dapat menyiapkan generasi bangsa agar dapat menelaah dengan bijak mengenai hal-hal yang berkaitan dengan keselarasan hidup beragama.

Pergeseran arti pluralisme agama

Belakangan ini banyak kalangan agama yang menolak keras pluralisme, atas dasar mereka tidak mau agamanya disamakan kebenarannya dengan agama yang lain. Oleh karenanya faham pluralisme tidak diterima, akan tetapi apabila kita melihat sejarahnya. Pluralisme berasal dari bahasa Inggris, pluralism. Apabila merujuk dari wikipedia bahasa inggris, maka definisi pluralism adalah : Suatu kerangka interaksi yang mana setiap kelompok menampilkan rasa hormat dan toleran satu sama lain, berinteraksi tanpa konflik atau asimilasi (pembauran/  pembiasan).” Kemudian jika dilihat dari Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi yang berasal dari kata “toleran” itu sendiri berarti bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) yang berbeda dan atau yang bertentangan dengan pendiriannya. Toleransi juga berarti batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih diperbolehkan. Sedangkan dalam bahasa Arab, toleransi biasa disebut “tasamuh” yang artinya sikap membiarkan, lapang dada (samuha-yasmuhu-samhan, wasimaahan, wasamaahatan) artinya: murah hati, suka berderma.

Berdasarkan penjelasan di atas, setidaknya kita tahu bahwa pluralisme yang sebenarnya tidak ada arti menyamakan semua agama adalah benar. Oleh karenanya pemikiran tentang pluralisme yang membenarkan semua agama benar adalah keliru, karena sesungguhnya pluralisme agama adalah sikap saling menghargai perbedaan antar umat beragama tanpa saling menjatuhkan dan hidup rukun dalam kehidupan sehari-hari tanpa mengungkit hal yang berhubungan dengan akidah atau kepercayaan. Karena jika kita berbicara tentang keyakinan, maka itu sudah bersifat mutlak bagi setiap individu yang meyakini.

Kehidupan tidak bisa dipisahkan dengan agama, oleh karenanya agama harus mengwal jalannya kehidupan agar berjalan dengan lurus sesuai tuntunan. Agama adalah elemen fundamental hidup dan kehidupan manusia, oleh sebab itu, kebebasan untuk beragama  harus dihargai dan dijamin. Ungkapan kebebasan beragama memberikan arti luas yang meliputi membangun rumah ibadah dan berkumpul, kebebasan beribadah tanpa ada gangguan, membentuk institusi sosial yang beranggota antar umat beragama, komunikasi dengan individu dan institusi dalam masalah agama pada tingkat nasional atau internasional. Sehingga dengan kebebasan beragama ini, menjadikan seseorang mampu meniadakan diskriminasi berdasarkan agama. Termasuk dalam pergaulan sosial setiap hari, yang menunjukkan saling pengertian, toleransi, persahabatan dengan semua orang, perdamaian dan persaudaraan universal, menghargai kebebasan, kepercayaan dan kepercayaan dari yang lain dan kesadaran penuh bahwa agama diberikan untuk melayani para pengikut-pengikutnya. Jadi, toleransi (tasamuh) beragama adalah menghargai dengan sabar, menghormati keyakinan atau kepercayaan seseorang atau kelompok lain.

Mewujudkan toleransi pada masyarakat

Tidak semudah membalikkan tangan untuk mengubah paradigma pluralisme yang sudah tecatat hitam di kalangan masyarakat. Oleh karenanya dibutuhkan kerjasama dan semangat tinggi untuk kembali menciptakan kerukunan antar umat beragama dalam kehidupan bermasyarakat. Pertama, menyelaraskan pandangan bahwa pengertian pluralisme yang sebenarnya tidak seperti yang khalayak ketahui. Kedua, kita sebagai pemuda membuka pikiran bahwa kita butuh hidup damai dalam bermasyarakat, oleh karenanya toleransi sangat dibutuhkan. Ketiga, mewujudkan sikap saling menghargai, komunikasi yang baik, dan berinteraksi, sehingga keharmonisan dalam masyarakat dapat terjalin.

Dari ketiga tawaran di atas merupakan jalan kecl mengurangi konflik antar umat beragama, diharapkan pluralisme kembali kepada makna awalnya yang membebaskan dan saling memahami tanpa menjustifikasi agama lain dalam hal bermasyarakat, dan tidak ada lagi faham bahwa pluralisme adalah semua agama benar. Sehingga dapat mengembalikan dan menjadikan agama sebagai tuntunan hidup yang damai. Dengan begitu, melalui saya, kami, dan kita, masa depan Indonesia kembali cerah. Karena indonesia adalah kita, bukan saya.

(Essai ini ditulis untuk mengikuti Interaith Dialoge and Diversity, on January 2013)

0 komentar:

Posting Komentar


My Photo Galery

Translate

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Sejernih Sungai Cinta - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger